Racikan Hubungan Cinta yang Pas
Racikan Hubungan Cinta yang Pas
Siapa, sih, yang nggak ingin hubungan cintanya berjalan lancar? Supaya makin mesra dan awet, nggak ada salahnya mulai sekarang berusaha mengenali takaran ramuan hubungan cinta yang pas. Harapannya, jika dirasa ada yang kurang di tengah jalan, maka kekurangan itu bisa terdeteksi dan diperbaiki secepatnya. Disarankan, sih, jangan pernah meniru ramuan pasangan lain, karena setiap pasangan punya treatment berbeda.
Dunia Milik Berdua
Kalau ada award dengan kategori pasangan yang tak terpisahkan, tipe yang menerapkan konsep ini pasti jadi pemenangnya. Coba bayangkan, di mana ada si dia, di situ pasti ada kita. Pokoknya dunia serasa milik berdua. Pergi ke mana-mana selalu berdua, mulai dari menghadiri pesta sampai pergi ke salon.
Memang ramuan ini terlihat romantis dan bisa membuat iri pasangan-pasangan yang lain. Tapi, hati-hati lho karena ada ancaman kejenuhan di balik semua itu! Biasanya hal ini terjadi tanpa kita sadari. Akibatnya, cinta yang dulu menggebu-gebu akan padam seiring berjalannya waktu.
Berusahalah meluangkan waktu untuk diri sendiri dan biarkan si dia bebas menikmati dunianya juga. Dengan begitu, kita dan pasangan akan punya bahan obrolan seru ketika bertemu nanti. Kalaupun kita dan pasangan harus bertemu setiap hari, selalu usahakan ada hal baru di dalamnya, misalnya membahas materi obrolan yang berbeda dan sesekali mengajak orang lain (teman atau sepupu) saat bertemu.
Terlalu Mandiri
Tingkat kepercayaan antara kita dan si dia sudah sangat tinggi, nih. Bahkan saking percayanya, kita dan pasangan nggak pernah terlihat cemburu atau meributkan hal-hal sepele. Tak jarang, kita nggak melibatkannya dalam mengambil keputusan yang sebenarnya untuk kepentingan berdua. Selama masih bisa dikerjakan sendiri, rasanya nggak perlu repot-repot meminta bantuan si dia. Itulah prinsip dari hubungan seperti ini.
Ehm... dilihat dari kondisinya sih, hubungan ini sebenarnya cukup solid plus tanpa hambatan. Tapi dalam urusan cinta, bukankah cemburu merupakan bumbu penyedap dan pemanis sebuah hubungan? Di samping itu, kalau kita sudah bisa selalu mandiri tanpa mau berbagi, kenapa masih jalan dengannya?
Perbanyaklah porsi komunikasi dan kebersamaan. Sesibuk apa pun, usahakan tetap saling berkomunikasi. Kita bisa menyapanya-sekadar untuk menanyakan keadaannya-via telepon, SMS ataupun email. Meski awalnya mungkin risih, mulailah untuk sedikit bersikap romantis. Berikan kejutan-kejutan kecil yang membuatnya tersadar bahwa dirinya selalu ada di hati kita. Nggak ada salahnya juga sesekali minta bantuan atau pendapatnya. Dengan begitu si dia bakal merasa dibutuhkan dan dihargai, rite?
Terperangkap Status
Sekali lagi, chemistry perlu diperhitungkan di sini! Di awal hubungan, cinta itu pasti masih membara. Tapi tanpa ke-mauan untuk merawatnya, bersiaplah untuk kehilangan. Banyak hubungan cinta yang berantakan gara-gara nggak ada lagi kedekatan emosional di antara pasangan yang menjalaninya. Kalau kita dan pasangan nggak menjaga chemistry itu dan terlalu sibuk dengan dunia masing-masing, untuk apa cinta dipertahankan? Kalau selama ini semuanya dirasa baik-baik saja padahal dalam hati kita merasa hampa dengan hubungan ini, bisa jadi kita atau pasangan hanya menjalankannya karena takut melepas status ‘in relation-ship' dan takut menghadapi tekanan sosial setelah putus nanti. Hubungan seperti ini tentu sudah nggak sehat lagi dan perlu di-treatment lebih lanjut.
Racikan yang Pas
Carilah waktu dan momen yang tepat untuk membicarakan masalah ini berdua. Cobalah jujur pada diri sendiri dan minta pasangan untuk melakukannya juga. Kalau memang berniat untuk mempertahankan hubungan tersebut, berusahalah menumbuhkan kembali perasaan cinta. Belajarlah meredam ego masing-masing. Sebisa mungkin luangkan waktu bersama dan lakukan kegiatan yang menyenangkan. Hasilnya dijamin akan memuaskan.
Dominan
Kalau hanya salah satu pihak yang pegang kendali, dapat dipastikan hubungan tersebut nggak sehat. Coba bayangkan bagaimana rasanya jadi pihak yang terjajah? Pasti orang tersebut akan lebih banyak makan hati karena harus terus mengalah. Sementara itu, pihak yang lebih dominan pun akan capai sendiri karena merasa semua tanggung jawab dan pengambilan keputusan berada di tangannya. Hubungan ini seperti “bom waktu” yang bisa meledak tiba-tiba jika dipicu dengan hal yang mungkin sepele.
Racikan yang Pas
Meskipun posisi kita berada lebih tinggi, cobalah untuk bisa menghargainya sebagai pasangan-bukan bawahan. Jangan sungkan berbagi tanggung jawab meski hanya untuk urusan sepele. Biasanya saat salah satu pihak merasa kecewa atau nggak puas, dia akan melampiaskan kekesalannya pada hal lain, misalnya memilih untuk berselingkuh atau malah minta putus. Bahaya, kan? So, jalanilah hubungan ini dengan porsi yang seimbang. Saling menghargai, itulah kuncinya.
Orang Ketiga
Cinta rasanya kurang “seru” tanpa kehadiran orang ketiga yang bisa saja berasal dari masa lalu (mantan) atau masa kini (gebetan). Nah, saat orang ketiga ini hadir, sebaiknya intropeksi diri dulu dan pelajari lagi apa saja yang jadi pemicu kehadirannya. Apakah si dia merasa nggak puas dengan hubungan yang sedang dijalaninya saat ini sehingga berani berselingkuh? Atau, hal itu memang sudah jadi tabiat buruknya yang susah untuk diubah? Apa pun itu, lebih baik deteksi sejak dini!
Racikan yang Pas
Semua pasti setuju kalau kehadiran orang ketiga ini sangat menyebalkan! Tapi tunggu dulu. Sebelum menyalahkan orang lain, perlu dilihat lagi mungkin saja ada sesuatu yang salah dalam hubungan kita. Kalau kita masih ingin mempertahankannya, lebih baik lakukan perbaikan secepatnya. Tentunya keinginan untuk berjuang itu harus berasal dari kedua belah pihak. Bicarakan masalah ini dengan kepala dingin. Jangan sekali-sekali terpancing emosi. Bila perlu, “break” untuk sementara waktu agar bisa memikir-
kan jalan keluar terbaik. Kalau dia menyadari dan menyesali kesalahannya, kata maaf bisa jadi pilihan. Tapi, kalau ternyata kebiasaan berselingkuh ini terus berulang dan batas toleransi kita sudah habis, memang nggak ada lagi yang bisa dilakukan selain berpisah.